Review Buku "Lolita" oleh Vladimir Nabokov – Budaya Baca Online

Review Buku "Lolita" oleh Vladimir Nabokov

Lolita. Foto: wikipedia.com

"Lolita" adalah novel kontroversial yang ditulis oleh penulis Rusia-Amerika, Vladimir Nabokov, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1955 di Paris. Buku ini mengisahkan tentang kisah cinta obsesif antara seorang pria paruh baya bernama Humbert Humbert dan seorang gadis remaja bernama Dolores Haze, yang dikenal dengan julukan "Lolita." Novel ini dikenal karena gaya penulisan yang indah, kompleksitas karakter, dan tema yang sangat kontroversial. Dalam artikel ini, kami akan melakukan review mendalam terhadap "Lolita" untuk menggali cerita dan pesan di balik novel yang kontroversial ini.


1. Latar Belakang Novel

"Lolita" disajikan dalam bentuk catatan harian yang ditulis oleh Humbert Humbert, yang menceritakan kisahnya tentang jatuh cinta pada Lolita, seorang gadis remaja berusia 12 tahun. Meskipun hubungan mereka mencerminkan obsesi dan kekerasan, Nabokov menggunakan keahliannya dalam menulis untuk menghidupkan karakter-karakternya dan menyajikan alur cerita dengan cara yang kompleks dan puitis.

Novel ini dipenuhi dengan perbendaharaan bahasa yang kaya, perumpamaan yang menarik, dan refleksi mendalam tentang kekuatan cinta, obsesi, dan kesenjangan usia dalam hubungan.


2. Gaya Penulisan

Salah satu aspek yang paling mencolok dari "Lolita" adalah gaya penulisan Nabokov yang puitis dan menggugah emosi. Ia menggunakan bahasa yang indah dan deskriptif untuk menggambarkan perasaan dan emosi karakter-karakternya. Nabokov juga sering menggunakan kalimat-kalimat panjang dan kompleks, yang membutuhkan perhatian dan pemahaman yang mendalam dari pembaca.

Gaya penulisan Nabokov yang puitis dan detail membuat "Lolita" menjadi bukan hanya kisah cinta yang kontroversial, tetapi juga karya sastra yang indah dan menggugah pemikiran.


3. Karakter dan Tema

"Lolita" memiliki karakter-karakter yang kompleks dan ambivalen. Humbert Humbert digambarkan sebagai seorang pria yang cerdas dan berbudaya, tetapi juga sebagai pria yang sangat terobsesi dengan Lolita. Sementara itu, Lolita sendiri digambarkan sebagai seorang gadis yang naif dan terkadang manipulatif dalam hubungannya dengan Humbert.

Novel ini menggambarkan tema yang sangat kontroversial tentang cinta, obsesi, dan kesenjangan usia dalam hubungan. Banyak pembaca yang mengkritik "Lolita" karena menganggapnya sebagai apologi atau romantisme terhadap hubungan yang tidak etis dan merugikan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa novel ini adalah kritik terhadap moralitas masyarakat dan penindasan terhadap keinginan manusia.


4. Dampak dan Kontroversi

Sejak pertama kali diterbitkan, "Lolita" telah menjadi subjek kontroversi dan perdebatan. Banyak negara melarang atau menyensor buku ini karena mengandung konten yang tidak pantas. Namun, novel ini juga mendapatkan pujian dari banyak kritikus sastra dan dianggap sebagai salah satu karya sastra terbesar abad ke-20.

Kontroversi di sekitar "Lolita" tidak hanya berfokus pada tema yang kontroversial, tetapi juga pada keahlian penulisan Nabokov yang menarik dan rumit. Banyak kritikus sastra yang memuji kualitas sastra dan keindahan bahasa dalam novel ini, sementara yang lain mencela buku ini karena menganggapnya tidak etis.


5. Relevansi di Masa Kini


Meskipun ditulis lebih dari setengah abad yang lalu, "Lolita" tetap relevan dan berbicara dengan kuat di era modern ini. Novel ini menghadirkan isu-isu yang masih relevan, seperti ketidakadilan gender, seksualitas, dan moralitas dalam masyarakat. Selain itu, novel ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan kata-kata dan bahasa dalam menciptakan narasi dan persepsi.

Namun, penting untuk diingat bahwa "Lolita" adalah sebuah karya sastra dan interpretasi sastra yang kompleks. Pandangan dan tanggapan atas novel ini dapat bervariasi tergantung pada perspektif individu dan latar belakang budaya mereka. Sebagai pembaca, kita harus membaca buku ini dengan kritis dan menghargai kebebasan berpikir, sambil tetap menghormati nilai-nilai etika dan moralitas. 

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments