Review Novel Hotel Mooi Indie: Menguak Kengerian dan Perselingkuhan di Era Kolonial
Review Novel Hotel Mooi Indie: Menguak Kengerian dan Perselingkuhan di Era Kolonial (Foto: Gramedia) |
BUDAYABACAONLINE.MY.ID – Novel terbaru karya Sekar Ayu Asmara, Hotel Mooi Indie, yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada 2 April 2023, menawarkan pembaca sebuah perpaduan menegangkan antara horor dan drama perselingkuhan.
Dengan latar belakang era kolonial dan ketebalan 144 halaman, buku ini berhasil menarik perhatian para pecinta cerita menyeramkan.
Sekar Ayu Asmara, yang dikenal karena kemampuan naratifnya yang kuat dan penceritaan yang hidup, sekali lagi menghidupkan dunia yang penuh misteri dan intrik melalui karya terbarunya ini.
Detail Novel
- Jumlah Halaman: 144
- Penerbit: Bentang Pustaka
- Tanggal Terbit: 2 April 2023
- Berat: 0.2 kg
- ISBN: 9786231860620
- Dimensi: 13.0 cm x 20.5 cm
- Bahasa: Indonesia
Sinopsis dan Alur Cerita
Hotel Mooi Indie, sebuah hotel yang berdiri sejak tahun 1930 di kota Malang, menyimpan banyak cerita kelam.
Pemilik pertama hotel ini dikenal sebagai suami bengis yang kerap menyiksa istrinya. Tragedi masa lalu ini memunculkan kutukan yang berlanjut hingga masa kini, menebar teror kepada siapa pun yang terlibat dalam dosa yang sama, yaitu perselingkuhan.
Empat tokoh utama dengan latar belakang berbeda menjadi pusat cerita: Bimo, seorang sutradara film horor; Tatiana, seorang foodie dengan podcast khusus membahas makanan; Dirga, mahasiswa sastra Jawa yang bertekad mempopulerkan bahasa hanacaraka; dan Ketut, seorang dokter ortopedi.
Mereka semua menginap di Hotel Mooi Indie tanpa saling mengenal, namun memiliki satu kesamaan, yaitu perselingkuhan yang mereka lakukan terhadap pasangan masing-masing.
Bimo, yang terkenal karena karya-karyanya di dunia film horor, datang ke Malang untuk mencari inspirasi baru. Tatiana, yang dikenal dengan podcast makanannya yang populer, berkunjung untuk mencoba kuliner khas Malang.
Dirga, yang memiliki passion mendalam terhadap sastra Jawa, berharap menemukan inspirasi untuk tulisannya. Sementara itu, Ketut berada di Malang untuk menghadiri seminar medis.
Meski tujuan mereka berbeda, perselingkuhan yang mereka lakukan menjadi benang merah yang menghubungkan mereka dalam cerita ini.
Kutukan dari masa lalu seakan bangkit ketika perselingkuhan mereka terungkap. Kutukan tersebut berbentuk balas dendam seorang penari topeng yang ingin membunuh suaminya yang selingkuh.
Rentetan peristiwa menakutkan pun terjadi, dari gangguan makhluk gaib di areal pemakaman dengan nisan topeng hingga potongan tangan gentayangan.
Atmosfer dan Suasana
Sekar Ayu Asmara berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam dan penuh misteri dalam Hotel Mooi Indie. Deskripsi detail tentang hotel dan sekitarnya membawa pembaca merasakan kengerian yang dialami oleh para tokoh.
Suasana era kolonial yang digambarkan dengan teliti menambah kesan autentik dan historis pada cerita ini. Pembaca bisa merasakan nuansa Malang tempo dulu, dengan arsitektur kolonial yang megah namun menyimpan banyak rahasia kelam.
Hotel Mooi Indie digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan aura misterius. Lorong-lorong yang gelap, suara-suara aneh di malam hari, serta penampakan yang mengerikan membuat pembaca merasa tegang sepanjang cerita.
Sekar Ayu Asmara mampu menyeimbangkan elemen horor dengan drama, membuat setiap bab terasa segar dan menegangkan.
Karakter dan Pengembangan
Keempat tokoh utama dalam Hotel Mooi Indie memiliki latar belakang yang kaya dan unik. Bimo, sebagai seorang sutradara film horor, membawa perspektif yang menarik tentang ketakutan dan bagaimana hal tersebut bisa diinterpretasikan dalam film.
Tatiana, dengan kecintaannya terhadap makanan, menambah warna dalam cerita dengan deskripsi makanan yang menggugah selera.
Dirga, dengan kecintaannya terhadap sastra Jawa, membawa elemen budaya yang kuat dalam cerita. Ketut, seorang dokter ortopedi, menambah elemen medis dan ilmiah dalam cerita horor ini.
Setiap karakter dikembangkan dengan baik, memiliki alur cerita masing-masing yang terkait erat dengan tema utama, yaitu perselingkuhan.
Perselingkuhan yang mereka lakukan tidak hanya menjadi pemicu dari kutukan, tetapi juga menggambarkan kelemahan manusia dan bagaimana setiap tindakan memiliki konsekuensi.
Karakter-karakter ini tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari plot, tetapi juga membawa pesan moral tentang kesetiaan dan kejujuran.
Pesan Moral dan Tema
Salah satu kekuatan utama dari Hotel Mooi Indie adalah bagaimana Sekar Ayu Asmara menyelipkan pesan moral dalam cerita horornya. Tema perselingkuhan yang diangkat dalam novel ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan memiliki akibat.
Kutukan yang menghantui para tokoh utama adalah manifestasi dari dosa yang mereka lakukan. Ini menjadi refleksi tentang pentingnya kesetiaan dan bagaimana pengkhianatan bisa menghancurkan hidup seseorang.
Selain itu, novel ini juga mengangkat tema balas dendam dan bagaimana dendam bisa menghancurkan tidak hanya orang yang menjadi target, tetapi juga orang yang memendamnya.
Penari topeng yang menjadi pusat kutukan adalah gambaran dari bagaimana dendam yang tidak terlepas bisa menjadi kutukan yang abadi.
Komentar Pembaca dan Kritik
Para pembaca memuji Sekar Ayu Asmara atas kemampuannya merangkai cerita yang kompleks namun mudah diikuti. Karakter yang beragam dan dinamika di antara mereka membuat pembaca terus ingin mengetahui kelanjutan cerita.
Bimo dengan keahliannya dalam horor, Tatiana dengan selera kulinernya, Dirga dengan kecintaan pada sastra, dan Ketut dengan dedikasinya sebagai dokter, semuanya menghadirkan perspektif yang berbeda dan memperkaya cerita.
Namun, ada juga yang merasa bahwa beberapa bagian cerita horor bisa lebih diperkuat untuk menambah ketegangan.
Meskipun atmosfer mencekam berhasil dibangun, beberapa pembaca berharap ada lebih banyak adegan yang benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Beberapa bagian cerita juga dirasa berjalan terlalu cepat, terutama pada klimaks di mana kutukan mencapai puncaknya.
Kesimpulan
Hotel Mooi Indie merupakan novel yang patut dibaca bagi penggemar genre horor dan drama. Sekar Ayu Asmara berhasil menciptakan kisah yang memadukan kengerian dan konflik emosional dengan apik.
Buku ini tidak hanya menyajikan ketakutan, tetapi juga refleksi tentang kesetiaan dan konsekuensi dari pengkhianatan.
Atmosfer mencekam, karakter yang kaya, dan alur cerita yang menarik membuat novel ini layak untuk masuk dalam daftar bacaan wajib.
Novel ini juga memberikan pandangan tentang bagaimana sejarah dan masa lalu bisa mempengaruhi masa kini.
Kutukan yang berasal dari era kolonial menjadi simbol dari bagaimana dosa-dosa masa lalu bisa terus menghantui hingga sekarang.
Sekar Ayu Asmara dengan cerdas menggabungkan elemen sejarah dengan fiksi horor, menciptakan cerita yang tidak hanya menakutkan tetapi juga mendalam secara emosional dan filosofis.
Post a Comment
0 Comments